Monday, April 8, 2013

Me-Masyarakatkan LGBT dan Meng-LGBT kan Masyarakat

Indonesia dikenal sebagai Negara dengan populasi penduduk muslim terbesar dunia, Berdasarkan data BPS tidak kurang dari 85% penduduk Indonesia masih beragama islam. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat sangat yang agamis dan menjunjung tinggi norma kehidupan beragama dengan baik. Oleh sebab itu orang yang teridentifikasi mempunyai kelainan orientasi seksual (LGBT) akan mendapatkan stigma negatif. Sudah pasti masyarakat akan menjauhi, dikucilkan dalam kehidupan sosial, supaya apa ? supaya gaya hidup LGBT ini tidak menular ke masyarakat secara masiv. Orang tua yang kedapatan memiliki anak yang LGBT akan malu bukan kepalang sebab itu merupakan aib bagi keluarga.

Eiiits tunggu dulu itu merupakan fenomena tempo dulu aka jadul, bagaimana kondisinya kini,  apakah masih sama ? coba dilanjut dulu bacanya !

Seiring dengan iklim demokrasi munculah konsep  HAM (Hak Asasi Manusia), konsep mengatasnamakan kebebasan indivudu yang berasal dari Negara barat. Manusia modern ala barat kini bebas sebesas bebasnya melakukan apapun demi merayakan kebebasan individunya. Koridor yang membatasi kebebasan individu mereka hanyalah satu yaitu bebas melakukan apapun selagi tidak merugikan orang lain. Persetan dengan norma2 masyarakat, norma agama, bahkan Tuhanpun tidak berhak mengatur kebebasan individu mereka. Jadi dengan konsep HAM semua jadi serba boleh, semua jadi serba  bisa dan semua jadi serba halal.

lhoo iya too kan namanya kebebasan individu dan eloh mulai sekarang ga boleh lagi ngatur2 hidup guweh, NGERTI !!!, kalau ga ngeti juga, bisa Guwe tuntut melanggar HAM nih, Mauuuu ???

ELOH itu siapa ?? eloh itu bisa jadi siapa saja yang mencoba mengatur kebebasan individu. Kalau Tuhan saja tidak berhak mengatur kebebasan Individu apalagi presiden,gubernur bupati pastinya kagak mempan. Itulah sebabnya dinegara barat sana mereka terbelenggu oleh aturan HAM yang mereka buat sendiri. Kalau orang betawi bilang kena tulah dirinye sendiri.

Sebagai contoh, Orang tua ga boleh lagi ikut campur dalam kehidupan anak anaknya. Semisal orang tua  kedapatan melihat anaknya sedang pacaran, bermesraan dengan pasangan sejenisnya. Sebagian orang tua yang baik dan bijak pasti akan memberi nasihat disertai peringatan kepada anaknya “ Nak, janganlah pacaran sesama jenis, kalau mau pacaran yang beda jenis sajalah. Ingat Homo itu ga baik dapat merusak masa depanmu nak, pokoknya JANGAN homo lagi ya, jangan diulangi, AWAS kalau ketahuan homo lagi papa akan keluarkan kamu dari rumah ini, papa akan stop biayai kuliahmu dan lebih kejamnya kamu tidak berhak lagi atas semua harta papa “ 

kemudian si anak dapat dengan mudahnya berkata “ Pah, ma ! jangan repot repot atur atur hidup guwe lagi deh, mau homo, mau ngebencong kek ya terserah GUWE, hidup hidup guwe napa papa mama yang jadi repot gitu. Mau Guwe laporin melakukan tindakan kriminal melanggar pasal HAM ? sebentar aku telp polisi, densus 88 langsung datang loh buat CIDUK mama papa, Mau ? “

Konsep demokrasi dan HAM memang sangat dominan mengatur kehidupan masa kini, norma norma yang dahulu dijunjung tinggi kini tiadalah arti lagi, tinggal kenangan dan sejarah digusur oleh budaya demokrasi dan Hak Asasi manusia modern. Begitupun dengan komunitas gender LGBT yang dahulu individunya malu malu kalau ketahuan dirinya adalah seorang LGBT kini mereka dengan PD dan jumawa mengikrarkan diri dan komunitasnya kepada halayak ramai seraya menyeru untuk menghormati, mengakui, meminta pengertian dan perlakuan setara dengan gender lainnya.

Propaganda LGBT

Komunitas gender LGBT sedang hot hotnya melakukan sosialisasi dengan disokong oleh aktivis , LSM2 Asing dan pribumi antek2 asing yang getol menghianati bangsanya demi segenggam dolar ditangan. Gelontoran dana asing yang luar biasa besar membuat  mereka leluasa bergerak mengkapanyekan gaya dan pola hidup LGBT diantaranya lewat Film, Musik, Buku, Seminar, diskusi Ilmiah, majalah , Koran baik elektronik maupun cetak. Arisan adalah salah satu film terkenal propaganda LGBT produksi lokal yang berhasil menyihir penonton dengan gaya hidup penyuka sejenis ala LGBT.

Beberapa waktu yang lalu komunitas LGBT mencoba masuk kedalam struktur organisasi yang diakui oleh pemerintah dengan menyodorkan salah satu kandidatnya untuk duduk diposisi mulia sebagai ketua KOMNAS HAM. Tujuannya tiada lain adalah agar suara mereka semakin didengar dan masyarakat kian mengakui existensi mereka. Terlebih lagi produk undang undang serta hukum yang dihasilkan pemerintah dapat lebih mengakomodasi kepentingan dari kelompok gender ini. Mau tau buktinya mereka semangat banget dalam mengejar cita2 mensosialisasi kehidupan LGBT berikut link dari detik.com terkait pencalonan dede oetomo selaku dedengkot Gay untuk dicalonkan  sebagai pimpinan komnas HAM http://news.detik.com/read/2012/08/16/172557/1993565/10/30-nama-calon-komisioner-komnas-ham

Komunitas LGBT Indonesia saat ini bernaung dibawah ketiak kelompok sekular. Mereka tidak puas hanya sosialisasi melalui media mereka juga coba masuk ke lembaga legislative dan yudikatif mencoba mempengaruhi hukum perundang undangan dengan mengotak atik pasal mengenai hak waris anak diluar nikah dan perkawinan beda agama yang notabene saat ini undang2 tersebut kental bernuansakan hukum islam. Tujuan utama misi mereka adalah untuk melegalkan undang2 pernikahan sejenis di Indonesia seperti yang sudah dilakukan oleh negara2 barat. Berikut daftar Negara yang telah melegalkan pernikahan sejenis dikutip dari portal beritasatu http://www.beritasatu.com/destinasi/47535-10-negara-yang-mengakui-pernikahan-sesama-jenis.html adakah negara kita akan menjadi Negara berikutnya  yang melegalkan perkawinan sejenis? kita tunggu  saja bersama biar waktu yang bicara.

Sepak terjang kaum LGBT ini kian hari kian memprihatinkan, mereka semakin berani promosikan trend gaya hidup LGBT kepada masyarakat luas bahkan kepada institusi pendidikan disekolah sekolah umum dan juga sekolah islam. Bisakah anda bayangkan adik adik kita yang duduk dibangku sekolah, dimana saat ini mereka sedang mengenyam pendidikan dan mencari jati diri dicekoki oleh kampanye kesetaraan gender milik kaum LGBT ini. Apa jadinya jika mereka semua lulus dari sekolahnya kemudian menyandang double degree yaitu lulusan SMA/SMK plus menjadi bagian aktif dari komunitas LGBT. Akan menjadi seperti apa generasi penerus bangsa ini. Siswa laki laki lulus sekolah menjadi homo, yang wanita juga menjadi penyuka sesame jenis,sebagian yang lain menjadi biseksual atau golongan transgender yang gemar menunjukkan identitas diri berlawanan dengan jenis kelamin aslinya (baca bencong waria). Apakah anda sebagai orang tua rela memiliki generasi penerus seperti ini ? Kalau saya pribadi TIDAK. Kita harus melawan  propaganda kaum LGBT dan sekular dinegeri ini, jika tidak maka selamat anda kelak akan memiliki anak cucu cicit dengan tipe bencong waria homo dan lesbi yang memuakan dipandang mata.

Apabila kita coba melihat dari sudut pandang lain, yakni peradaban sebuah bangsa atau Negara. Barat sudah lama terjangkiti oleh  fenomena penyakit sosial diantaranya homoseksual, lesbianisme, free sex, kehidupan bebas, takut akan tanggung jawab apalagi bermimpi untuk memiliki keturunan. Akibat LGBT barat mengalami demografi penduduk seperti piramida terbalik dimana kaum lansia jauh lebih banyak dibandingkan kaum muda sebagai generasi penerus.

Negara dengan demografi seperti piramida terbalik tidaklah sehat sebabnya dapat membahayakan existensi sebuah bangsa.Negara tidak sanggup lagi mempertahan kelangsungan etnis,bangsa dan negaranya disebabkan oleh tiadanya generasi penerus. LBGT hanya sibuk mengejar kesenangan semata tanpa memikirkan masa depan.  Oleh sebab itu mereka (Negara barat) banyak membuka kran imigrasi penduduk masuk kedalam negaranya seperti dari asia, afrika, india dan timur tenngah, untuk mengisi kekosongan penduduk usia muda dengan modus memberi lapangan pekerjaan, ijin permanen residen dan pindah kewarganegaraan.

Baratpun sadar akan bahaya ini, mereka berusaha sedemikian rupa memperbaiki situasi dengan menerbitkan aturan2 untuk mencegah dan mengurangi dampak yang ditimbulkan.Tetapi sekali lagi meraka GAGAL. Karena apa ? Konsep HAM yang mereka buat sendiri telah menghalangi hal itu,Mereka takut untuk melanggar HAM. Liciknya lagi barat dalam hal ini tidak mau sendirian, mereka mengekspor penyakit LGBT ini keseluruh dunia dengan dalih memasyarakatkan kebebasan individu.  Asia dengan jumlah penduduk besar menjadi target wabil khusus Indonesia dengan penduduk muslim terbesar dunia.

Jikalau propaganda dari kelompok LGBT terus berlangsung maka tidaklah heran, Indonesia akan segera mengisi daftar berikutnya sebagai negara yang melegalkan pernikahan sejenis, LGBT menjadi marak dan anda tau sendiri akibatnya  ? kehancuran bangsa ini sudah didepan mata. 

Salam
PQ


No comments:

Post a Comment